SEWATES KONCO

SEWATES KONCO

— kisah cinta yang gagal di pelaminan
by KANIENSA DABITAN










> “Padahal kita sudah bertunangan, sudah di depan pintu halal. Tapi ternyata... janjimu lebih mudah kau ingkari daripada kau tepati.”


---

Tiga hari sebelum hari pernikahan.

Rizky duduk sendirian di kamarnya. Jas pengantin tergantung rapi di balik pintu. Undangan sudah tersebar, seserahan sudah disiapkan, gedung sudah dibayar lunas. Semua tinggal tunggu waktu.
Tapi sore itu, dia menerima pesan dari sahabatnya, Dito.

> "Ky, aku ndeleng Dina neng Tegal Park. Bareng karo cowok, pegangan tangan..."



Awalnya Rizky tak percaya. Tapi bukti foto dan video tak bisa dibantah. Malam itu juga, ia datang ke rumah Dina.


---

Di depan rumah Dina

Dina keluar, raut wajahnya gugup. Ia tahu kenapa Rizky datang.

Rizky:
"Din... kue sopo? Jawab. Kapan tak percaya karo kowe, tapi saiki malah ketok karo wong lanang liyane. Saben tak tanya, alasan... alasan terus."

Dina: (nunduk, suara lirih)
"Aku ora ngerti kudu piye, Ky. Aku ketemu mantanku, terus rasane... kabeh bali maneh. Aku goyah."

Rizky: (tertawa pahit, geleng-geleng kepala)
"Oh... koyo kui? Tiga dina maneh awakdewe nikah, Din. Tapi kowe malah koyo ngono? Okeh..."

(diam sejenak)
"Sepurane, Din. Lebih baik batal wae. Sak iki, hubungan iki... cukup tak anggep sewates konco."

Dina menangis. Tapi air matanya tak mengubah keputusan Rizky.
Cinta yang dulu mereka bangun, ambruk hanya dalam satu malam.

---

Keesokan harinya.
Rizky mengembalikan cincin tunangan dan seserahan. Tanpa kata. Hanya tatapan kosong yang menyimpan kecewa mendalam.

 “Padahal aku wis ngupayakake kabeh. Saben jenengmu tak sebut neng sajadah. Tapi kowe malah milih ninggal pas arep halal.”


---

Tiga hari berlalu.

Bukan pelaminan, tapi pantai yang Rizky datangi.
Tempat yang dulu jadi lokasi lamaran, kini jadi tempat perpisahan.

Ia buka kotak cincin itu sekali lagi. Menatapnya lama, lalu berucap:

 “Cincin iki... dudu mung logam. Iki lambang perjuangan, lambang janji. Tapi yen mung aku sing perjuang, yo percuma. Wis tak pasrahke. Tak balekke marang laut... supaya ilang bebarengan karo rasaku.”


Dan cincin itu dilempar ke laut, tenggelam bersama kenangan.

---

Seminggu kemudian.

Rizky duduk di warung kopi bersama Dito. Menyeruput kopi pahit yang masih kalah pahit dari kenyataan.

Dito:
"Ky, kowe beneran wis legowo?"

Rizky:
"Yo... loro isih. Tapi aku milih loro sakwise ngerti kebenaran, tinimbang loro bareng-bareng karo kebohongan."

> "Saiki... aku anggep kabeh kuwi mung ujian. Dina? Yo cukup tak anggep... sewates konco.”

---

🌒 Monolog Penutup Rizky:

"Dina… aku pernah niat ngelamar kowe bukan karena kowe sempurna. Tapi karena aku yakin, kowe sing pengin tak jaga tekan akhir. Tapi ternyata... kowe ora milih aku nganti akhir."

"Cinta iki resmi, tapi ora halal. Kita wis tunangan, tapi gagal tekan pelaminan. Saiki, cukup tak tinggal neng kenangan."

Selesai.... 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kancanan Bae

Gambar
 Rizal dan Cintya adalah sepasang suami-istri mereka hidup dengan sederhana,rizal yang bekerja sebagai pedagang Es keliling , rizal berjualan dipasar ataupun sekolahan , Pada suatu hari Cintya istri rizal perutnya perasa kesakitan...  C : Ahhh aduh ahh aduh duh duh mas  C : aww mas , perut ku mas sakit R : ayo yuk kita ke puskesmas C : duh duh sebentar mas, kan kita ga punya uang mas R : udah udah ga usah dipikirin, yang penting kita kesana kmu diperiksa dulu masalah pembayaran gampang C : aduh mas sakit 😨 R : iya yo hati hati sayang Rizal dengan tergesah gesah membawa sepeda onthel nya memboncengkan istrinya ke puskesmas terdekat..  R : Dok, Dok tolongin ini dok, dok tolongin ini Lalu dokter pun datang memeriksa cintya istri rizal.  1jam kemudian.  Setelah rizal memeriksakan istri nya ke puskesmas rizal terlihat sedih kurang semangat.  C : mas kok masih kelihatan khawatir begitu sih?  C : sudah yah, sana mas berangkat berjualan yah. Cintya gapa...
Baca selengkapnya
Gambar
  PAKET CINTA DARI TIKTOK by KANIENSA DABITAN --- Kata Pengantar Saat aku pertama kali membuka aplikasi TikTok itu, aku tidak pernah membayangkan bahwa sebuah live iseng akan membawa aku pada sebuah perjalanan yang mengubah cara pandangku tentang cinta. Dari percakapan singkat dengan seorang teman yang tak terduga, hingga perjalanan yang penuh harapan, tantangan, dan akhirnya rasa yang tak bisa disangkal. Cerita ini bukan hanya tentang aku dan Dila, tapi juga tentang bagaimana kita saling belajar, saling memberi perhatian, dan saling bertumbuh meski dari dunia yang terlihat sangat jauh dan berbeda. Kadang, cinta datang tanpa kita duga, dari arah yang tak pernah kita kira. Untuk Dila, yang telah memberikan warna baru dalam hidupku—terima kasih telah hadir dalam cerita ini. Semoga kisah ini bisa menyampaikan sedikit dari apa yang aku rasakan, dan membawa pembaca merasakan kehangatan yang pernah aku alami. Selamat membaca, Ucapan Terima Kasih (Acknowledgment) Sebagian besar perjalanan...
Baca selengkapnya
Gambar
Judul cerita : Bunga terakhir Penulis Cerita : KANIENSA DABITAN Selamat Membaca : Davit baru saja pulang dari kantor. Hari itu terasa panjang dan berat. Ia tahu bahwa sore nanti, ia akan kembali mencoba menghubungi Dila, meskipun hatinya sudah penuh dengan keraguan. Setelah berhari-hari tidak ada kabar darinya, perasaan bingung dan cemas terus menghantui. Davit mengingat kembali hari itu, ketika ia memberi Dila buket bunga yang ia pilih dengan hati-hati. Setiap kelopak bunga itu adalah harapan dan perasaan yang ia tanamkan dalam dirinya, berharap ini akan menjadi sebuah awal yang indah bagi hubungan mereka. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Begitu sampai di rumah, ia langsung duduk di depan ponselnya. Ia sudah menulis pesan untuk Dila, kata-kata yang sudah ia siapkan dengan penuh hati-hati. “Dila, aku minta maaf kalau aku ada salah dan bikin kamu nggak nyaman,” tulisnya. “Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku bener-bener peduli.” Davit menatap layar ponselnya, ragu apakah pesan itu akan...
Baca selengkapnya